Raden Mas Said putra sulung Tumenggung Wilarikta (WD Mochtar) di bawah Kerajaan Majapahit yang berkuasa di wilayah Tuban, melihat sebuah keluarga miskin menderita busung lapar. Ia merasa sangat prihatin dan hati nuraninya tergugah untuk menolong. Kemudian ia mencoba secara diam-diam mengambil makanan dari lumbung orangtuanya. Perbuatan itu tidak disetujui oleh orangtuanya bahkan ia disekap di dalam gudang makanan itu.